Halaman Utama

Sepasang RASA

trainermuslim 

April 3, 2009

Oleh: Syarif Niskala

Jika Anda peduli, sesunguhnya pada setiap pribadi terdapat dua sisi yang satu sama lain saling berinteraksi, saling memengaruhi, saling tergantung, serta niscaya keberadaannya. Mereka adalah jiwa (soul, nafsu, rohani) dan badan (body, jasad, jasmani). Yang satu bersifat non material (gaib) dan yang satunya lagi material (kasat). Salah satu indikasi ketidak-mampuan kita memisahkan keduanya, bahkan dalam bersikap, adalah kebingungan menyatakan dua perasaan yang berbeda tapi satu dalam kosa kata : sakit hati. Orang yang terkena virus hepatitis memiliki sebutan sama dengan orang yang sedang putus cinta.

Apakah pusat jiwa terletak di pusat hati (lever)? Entahlah. Bahkan yang disebut kematian pun, tidak begitu tegas antara dis-fungsi badan ataukah dis-fungsi jiwa. Apakah hubungan roh dengan jiwa mirip seperti hubungan antara darah dengan jantung? Saat ini, lebih pas untuk mengatakan wallahua’lam bishawab. Jika Anda menganggap kebingungan ini sebagai challange, it is OK. Paling tidak, tantangan ini telah ada dan setua peradaban manusia, dan belum terjawab dengan memuaskan.

Tapi, mohon untuk tidak khawatir berlebihan! Keterbatasan pengetahuan tidak pernah menjadi penyebab utama kegagalan kehidupan. Bahkan seorang petani di lereng Gunung Merbabu yang tidak tersentuh sinyal seluler pun, masih tetap dapat hidup penuh kebahagiaan, sehat jasmani dan sehat rohani.

—-

Tahukah Anda! Sadarkah Anda!

Walau industri (bisnis) menyehatkan badan lebih megah, dihargai lebih mahal, difasilitasi lebih komplit serta canggih; sebenarnya kebutuhan jiwa Anda lebih banyak dan beragam? Kita bisa berpuasa (tidak makan, minum) sehari penuh. Tapi mampukan kita tidak berkata-kata, tidak mendengar, tidak melihat, tidak merasa, tidak merenung, tidak berpikir, tidak menghayati, …; dalam sehari saja? Bahkan hanya tidak ditegur pasangan sehari saja, Anda bisa kalang kabut!

Jiwa yang penuh sama atau bahkan lebih utama daripada perut yang kenyang. Rasa jasmani yang nyaman-prima adalah indikasi terpenuhinya kebutuhan gizi yang seimbang. Rasa bahagia yang merona adalah indikasi jiwa Anda yang kaya.

Jika Anda pernah merasakan nikmat sehat, maka sebenarnya Anda pun pernah (bahkan seharusnya sering) merasakan nikmat bahagia.

Yang strategis untuk dilakukan adalah menakar skala prioritas, seimbang dalam bersikap dan fair dalam memenuhi kebutuhan kehidupan. Jika dalam diri Anda ada jiwa dan raga, maka se-niscaya-nya Anda memberi keduanya asupan yang seimbang kualitas dan kuantitasnya. Jika Anda menakar kualitas gizi pada makanan dan minuman Anda, mengapa pula Anda tidak menakar kualitas kata, kualitas dengar, kualitas lihat, kualitas pikir, kualitas rasa, kualitas penghayatan Anda, …? Jika Anda sangat telaten memperhatikan apa yang masuk ke dalam mulut Anda, mengapa Anda tidak sangat telaten menyaring apa yang Anda dengar, Anda lihat, Anda katakan, Anda rasakan, Anda pikirkan, Anda hayati, …?

—-

Mari kita menyusun How to. Karena kehidupan bukan ada dalam rencana dan wacana, melainkan ada dalam tindakan, maka pedoman praktis adalah kebutuhan terdekat perubahan kita.

Saya mengundang Anda untuk :

Berkata-kata hanya kalimat positif dan bernilai mulia, agar yang pertama kali mendengar (diri sendiri) dan yang mendengar setelahnya (orang lain), bahagia jiwanya.

Mendengar hanya suara-suara positif dan berguna, agar sejuk alirannya dan bahagia rasa jiwanya.

Melihat hanya pada aspek baiknya, agar terbangun konstruksi sudut pandang manfaat serta bahagia rasa jiwanya.

Berpikir benar untuk kebenaran, agar terlahir kesimpulan serta keputusan yang baik untuk kebahagiaan rasa jiwa diri dan sesama.

Memupuk rasa empati, agar peka dan halus rasa jiwa yang bahagia.

Bersyukur yang dalam karena rasa jiwa yang bahagia hanya melalui penghayatan yang tulus-ikhlas dalam keberserahan.

Selektif memilih makanan yang enak, sehat, dan halal, karena we are what we eat.

—-

Sebagai penutup, mohon Anda berkenan untuk menyadari, bahwa sesungguhnya dalam diri kita ada sepasang rasa, yakni RASA JIWA dan RASA RAGA. Seimbanglah dalam bersikap padanya. Saya berpengharapan baik, pendekatan 7 : 1 di atas adalah pendekatan yang berguna bagi kita, karena seimbang tidak senantiasa harus bernilai 1 : 1.

Catatan :

Terdapat salah kaprah di masyarakat umum perihal pemahaman arti nafsu. Nafsu dalam bahasa Arab adalah nafs yang berarti jiwa. Nafsu ada yang cenderung dipengaruhi hal-hal buruk (nafs lawwamah) dan yang cenderung dipengaruhi hal-hal baik (nafs muthmainnah). Rasa bahasa yang saat ini mayoritas dianut adalah pengertian nafsu buruk yang sering hanya diwakili oleh kata nafsu. Pengertian populis ini juga dipengaruhi oleh kata majemuk ‘hawa nafsu’, yaitu jiwa yang dominan diarahkan oleh hawa (kecenderungan pada keburukan). Hawa berlawanan dengan wahyu (kecenderungan pada kebaikan). Ada hawa nafsu, ada pula wahyu nafsu. Kata hawa di sini, tidak ada kaitannya dengan nama Bunda Siti Hawa.

Recommended Posts

Halaman Utama

Seratus dan Satu (bukan 101) Keinginan

March 19, 2009 Oleh: Syarif Niskala Seandainya kita memiliki mesin hitung otomatis, yakni yang menghitung jumlah keinginan kita per satuan waktu, kita mungkin akan sangat terkejut menyadari jumlahnya. Untuk mengurangi kegamangan karena tidak penah menyadarinya, mari kita simulasikan. Sejak bangun tidur, kita menginginkan tidak macet, tidak terlambat, atasan bersikap memuliakan, bawahan menyelesaikan targetnya, pelanggan menerbitkan […]

trainermuslim 
Halaman Utama

Mengenal Hypnoselling

March 27, 2009 Oleh: Iwan Ketan Kalau mendengar hypno selling mungkin ada bayangan dari diri kita bahwasanya hypnoselling itu sebuah teknik selling dengan modus seperti yang biasa dilakukan pada kejahatan hypnosis. Padahal kalau kita perhatikan dengan seksama, hampir nyaris setiap hari kita terkena hypnoselling di mall mall ketika kita melihat gambar besar SALES disocunt 70% […]

trainermuslim 
Halaman Utama

Sepasang RASA

April 3, 2009 Oleh: Syarif Niskala Jika Anda peduli, sesunguhnya pada setiap pribadi terdapat dua sisi yang satu sama lain saling berinteraksi, saling memengaruhi, saling tergantung, serta niscaya keberadaannya. Mereka adalah jiwa (soul, nafsu, rohani) dan badan (body, jasad, jasmani). Yang satu bersifat non material (gaib) dan yang satunya lagi material (kasat). Salah satu indikasi […]

trainermuslim 

Leave A Comment