Menerapkan Pengetahuan Menjadi Tindakan (bag. 1)
October 27, 2008
Tulisan bisa menginspirasi. Ceramah mampu menggugah. Humor merekatkan pengertian pada pikiran dan perasaan. Pada akhirnya, tindakan-lah yang mengubah hidup kita. Tahu saja tidak cukup, kita harus bertindak. Keberhasilan ternyata lebih ditentukan oleh penggunaan pengetahuan, melebihi pengetahuan itu sendiri.
Jadi …
- Bagaimana jika Anda bisa memahami penyebab terjadinya jurang antara mengetahui dan menerapkan?
- Bagaimana jika Anda dapat menjembatani jurang antara mengetahui dan menerapkan?
- Bagaimana jika Anda mampu memperkuat komitmen Anda untuk menerapkan pengetahuan Anda?
Sebagai seorang pelatih, penulis, dan konsultan muda, saya berpikir dan merasakan bahwa isu perubahan merupakan salah satu isu yang sangat strategis. Terutama bila melihat perkembangan tren bisnis-peningkatan-kualitas-hidup saat ini. Sudah saatnya kita berdaya karena proses pembelajaran kita. Telah tiba waktunya ketika kita makin bijak dalam menyikapi pengalaman apa pun dalam kehidupan pribadi dan orang lain. Dan menjadikannya sebagai salah satu sumber daya pelejit kualitas hidup. Inilah momentum ketika kita bisa merevisi pembelajaran kita, mengulangi apa-apa yang mungkin terlewatkan, dan kemudian menyempurnakan latihan kita. Hanya latihan yang sempurna-lah yang mengakibatkan kesempurnaan, bukan sekedar latihan. Apalagi latihan sekedarnya.
Sebagai seorang pembelajar saya memegang beberapa panduan berikut ini. Yakni setiap tempat adalah sekolah, setiap orang adalah guru, setiap pengalaman adalah pembelajaran, setiap ’keslahan’ adalah koreksi bagi peningkatan kualitas hidup, dan setiap hari harus lebih baik dari hari sebelumnya. Maka saya menyadari bahwa mengajarkan hal-hal yang saya ketahui kepada orang lain merupakan cara terbaik memulai menerapkan pengetahuan baru, dan proses itu akan memperkuat komitmen saya untuk menerapkan hal-hal yang saya ketahui ke dalam tindakan saya.
Jadikanlah tulisan ini sebagai prinsip dan panduan praktis dalam menerapkan pengetahuan Anda menjadi tindakan. Dalam dunia digital dan serba cepat sekarang ini, kita seharusnya bisa menggunakan timbunan pengetahuan itu untuk menghasilkan perbaikan hidup yang lebih optimal. Nyatanya, apa yang kita pelajari jarang kita lakukan, kita gunakan. Jurang antara mengetahui dan bertindak semakin lebar, seolah-olah ada jembatan terputus di antara keduanya. Jembatan tersebut adalah pengulangan, pengulangan, dan pengulangan. Strategi inilah yang akan mewarnai ruang pikiran dan labirin perasaan Anda kali ini.
Para pakar pendidikan dan prilaku mengatakan bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan prilaku. Namun, kita masih mencari-cari strategi efektif untuk mengubah prilaku kita. Ada tiga tingkatan perubahan ketika kita bergerak dari mengetahui menjadi melakukan. Dengan memahami ketiganya, kita mendapatkan gambaran jelas tentang apa-apa yang harus kita lakukan dalam meningkatkan kehidupan Anda maupun kehidupan siapa pun yang Anda kenal.
Pertama, perubahan pengetahuan. Bagian ini yang paling mudah dan tidak terlalu menghabiskan waktu. Kita hanya perlu membaca buku, browsing di internet (seperti sekarang ini), menonton video, menghadiri seminar/pelatihan, mendengarkan ceramah, dll. Semua kegiatan ini mengasyikkan. Dan karena itulah kita terjebak pada penyebab pertama dari orang yang tidak melaksanakan apa-apa yang kita ketahui. Kita kelebihan informasi.
Tentu lebih menyenangkan mempelajari hal yang baru ketimbang berkutat dengan apa yang sudah kita ketahui. Akibatnya kita kebanjiran informasi, lebih dari itu, kita tenggelam dalam lautan informasi. Tapi, tidak seperti ikan, kita tidak memiliki sistem monitoring internal yang bisa memilah dan mengambil hal-hal yang kita butuhkan dan melewatkan yang belum kita butuhkan.
Jadi, apa dong solusinya? Pengulangan, pengulangan, dan pengulangan. Kita harus memusatkan energi dan perhatian pada sedikit hal, bukan pada banyak hal.
Mayoritas dari kita hanya sanggup mengingat sedikit saja dari apa yang kita baca dan dengar hanya sekali. Sebagai solusi, kita seharusnya membaca dan belajar sedikit pengetahuan tetapi lebih sering, bukan banyak mengetahui tetapi tidak sering.
Untuk menguasai sesuatu, kita harus memfokuskan diri pada beberapa konsep utama, terus-menerus mengulanginya, membenamkan diri sedalam-dalamnya ke dalam konsep tersebut, dan mengembangkan gagasan serta ilmu yang ada di dalamnya. Terapkan filosofi lebih–sedikit. Kita fokus belajar dalam sedikit hal, dan mengulanginya lagi, dan lagi. Pengulangan berkala adalah kunci.
Sebagai pondasi ketrampilan hidup, pemahaman kita terhadap perubahan pengetahuan membantu kita beranjak lebih jauh kepada perubahan berikutnya. Sekarang, saya mengajak Anda untuk mengulang, dan mengulangi lagi fokus pembelajaran Anda saat ini. Bacalah ulang tulisan pertama ini: segeralah menentukan fokus Anda, ulang dan ulangi lagi.
Layaknya otot yang bertambah kuat seiring bertambahnya faktor pengulangan, demikian pula perubahan pengetahuan yang terjadi dalam diri Anda. Sementara waktu ini Anda akan berfokus pada sedikit hal melalui pengulangan yang lebih sering lagi, Anda pasti sudah siap untuk mengalami perubahan pada tingkatan yang kedua.
Saatnya akan datang ketika kita akan membahas lebih dalam pengertian mengenai proses, kendala, dan solusi dari perubahan sikap kita. Selamat berubah, dan semoga bermanfaat.
Sampai jumpa.