Coaching is the greatest gift for the world of business today!
December 3, 2008
oleh: Ari Winarman
Riset dalam 5 tahun terakhir yang di kemukakan dalam sebuah jurnal McKinsey & company bersama Harvard Business School, dari 27 perusahaan terbaik dan melibatkan 3000 executive, termasuk perusahaan yang tergabung dalam Fortune 500, menyimpulkan bahwa ” metode terbaik yang mampu meningkatkan kinerja secara maksimal, dalam waktu yang lebih cepat dan mempertahankan executive terbaik di perusahaan, adalah Coaching” . survey lain memberikan informasi sebagai berikut :
Survey International Personnel Management Association 1997 di amerika menunjukan pelatihan yang dikombinasikan dengan Coaching memberikan hasil peningkatan 88% dibandingkan training sendiri yang hanya 22% Tahun 2004, Agilent Technologies, the alliance for Strategic Leadership, berdasarkan survey para pemegang sahamnya dari lebih 100 managernya, setelah menyewa coach, 78% dari mereka terjadi peningkatan dalam leadership
Dalam Fortune Magazine, METROPOLITAN LIFE INSURANCE,mereka menggunakan
jasa coaching, para tenaga penjualnya meningkat produktiftasnya 35% sampai dengan 50%. Program coaching di Metlife yang memakan biaya sekitar $620,000, memberikan feed back peningkatan $3.2 juta. Hasil study terhadap Fortune 500 telecommunication company oleh Matrix Global tahun 2001, menggambarkan bahwa investasi dalam menggunakan jasa coaching memberikan Return On Investment sebesar 529%-7889%
Coaching membantu para coche (klien) untuk menemukan solusi dan memberi kekuatan pada kita untuk terus berada dalam “Goal Track”
Di Indonesia aplikasi coaching sudah salah kaprah dan menyimpang dari subtansi coaching itu sendiri. Kekeliruan makna Coaching ini di Indonesia sudah sangat umum, tanpa membaca literatur yang lengkap dan studi banding yang memadai dan mengikuti pelatihan yang mumpuni, banyak dari para trainer saat ini melakukan klaim bahwa dirinya seorang Coach, bahkan banyak yang belum pernah mengikuti pelatihan coaching, berani membuka jasa coaching. Beruntung membuka jasa ini di Indonesia tidak dituntut karena kalau membuka di luar negeri dan ditemukan kesalahan dalam proses coaching, para klien bisa menuntut ke pengadilan
Coaching yang merupakan pembahasan kita saat ini, mempunyai definsi dan cara kerja serta tujuan berbeda dengan Mentoring, Training ataupun Counseling.
Lalu apakah coaching itu? Apakah sama dengan training atau mentoring Coaching berbeda dengan Training yang memfokuskan pada transformasi skill, Coaching juga bukan Consulting yang memfokuskan pada saran solusi pada klien, Coaching juga bukan mentoring yang memfokuskan pada Experience & Expertise Sharing, coaching juga bukan Counseulling yang lebih memfokuskan kenapa sebuah masalah terjadi dan menyusuri masa lalu penyebab masalah
Jadi apa dong Coaching?
Kata coach memang awalnya diambil dari bidang Olah raga yang fungsinya lebih banyak pada transformasi skill dan memberikan instruksi. Ide membawa coaching ke dunia olah raga, dimulai ketika seorang pakar tennis dan ahli pendidikan dari Harvard University yang bernama Timothy Gallwey menawarkan konsep baru dalam melakukan coaching pada para atlet, walau awalnya banyak ditentang namun Gallwey konsisten mengatakan bahwa “lawan terbesar adalah lawan dalam kepala atlit yang lebih dahsyat dibanding lawan di seberang net” . Timothy Gallwey
membuktikan dengan mengajak para pelatih Golf untuk melatih tennis dengan memfokuskan pada motivasi internal pada diri atlet yang dilatih dan hasilnya tidak jauh berbeda. Dengan pelatih tenis yang biasanya melatih atlit tersebut.
Dari sini kemudian Timothy Gallwey, mendefinisikan fungsi coaching
sebagai berikut :
“Coaching membuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerja mereka sendiri & membantu individu dan team untuk belajar, bukanya mau mengajar mereka”
Konsep diatas memberikan batasan jelas, bahwa seorang coach tidak bisa memberikan saran, dan bahkan oleh International coach Federation (ICF) memasukan pasal Tidak memberikan saran sebagai syarat etika seorang Coach. Ini semua dikarenakan subtansi tujuan dari coach adalah Penemuan yang menghasilkan kekuatan dan kemauan tinggi untuk bertindak. Dari sinilah kita bisa memahami bahwa seorang coach, tidak perlu seorang ahli dari profesi yang dijalankan oleh coache-nya, karena dia hanya memberikan arah penemuan bagi coache dan memfasiltasi coache melalui pertanyaan yang menggali (probing question) untuk
bertindak dari penemuan jawaban yang ditemukan
Anthony Robbin seorang pembicara dan success coach dari Amerika membuktikan bahwa dengan melakukan harmonisasi terhadap kondisi internal bisa memperbaik kinerja. Ia walau bukan seorang petenis atau pegolf profesional mampu memberikan coching pada Andre Agassy & pegolf terkenal Tiger Woods dan memfailitasi mereka untuk meraih kegemilangan di dunia olah raga yang digeluti mereka.
Saat ini Coaching sudah diaplikasikan di berbagai area, termasuk dunia bisnis dan terbukti mampu membawa para pelaku bisnis baik dari tingkat UKM maupun eksekutif dari multi Billion dollar Company dalam meningkatkan kinerjanya
Jasa-jasa coaching pun sudah berkembang untuk bagian-bagian bisnis seperti Sales coach, Team building coach, performance coach. Dan melaluimetode yang saya sebut Qalbu Leverage System atau QLS yang merupakan gabungan dari 10 etode pengembangand iri di duniia, saya mengembangkan apa yang kami sebut dengan Spiritual Business coach. Perbedaan metode ini dengan yang lain, dalam awal sesi selalu menganalisa bagaimana hubungan coache dengan Pencipta alam ini, mengarahkannya untuk lebih harmonis baru mengarahkan pada penemuan solusi permasalahannya dengan memfokskan pada keselarasan misi agungnya di muka bumi ini. Tentang spiritual business coach bsa dilihat di www.winers-indonesia.com
Dalam pengembangan personal, coaching juga terpecah menjadi bagian-bagian , sepeti Parent coaching, life coaching, success coaching dll
Saya sendiri ingin memperkenalkan metode ini pada banyak kalangan,terutama para ustadz yang sering dijadikan nara sumber konsultasi dari umat. Karena kadang-kadang saya suka didatangi orang yang frustasi sehabis berkonsultasi dengan seorang ustadz. Para ustadz ini cenderung menghakimi dari pada memberikan solusi masalah. Ketika saya Tanya apa sebenarnya yang mereka harapkan dari seorang ustadz dari yang ditemui. Rata-rata mereka menginginkan kebijakan seorang utadz yangmenggali masalah, memahaminya kemudian membawa diri mereka secara perlahan keluar dari masalah serta menguatkanya dengan motivasi spiritual yang menyentuh.
Ada tiga kejadian orang yang frustasi yang masih saya ingat yang datang pada saya, yaitu :
1.Orang yang tahu minuman keras itu haram, namun dia butuh pergaulan untuk jaringan bisnisnya. Jadi dia tetap minum minuman keras yang akhirnya menyukainya.
2.Istri yang mau bercerai karena suaminya tidak memperhatikannya
3.Orang yang berpikir mau pindah agama, dari islam ke agama lain karena terlihat lebih damai
Ketiga masalah diatas tidak bisa diselesaikan dengan hanya menasehati Minuman keras itu minuman Setan-haram dan pengikutnya adalah pengikut setan, untuk istri yang mau bercerai dinasehati untuk sabar atau juga untuk orang yang mau pindah agama dinasehati dengan dosa-dosa murtad.
Semua hal itu hanya melahirkan perasaan bersalah dan berakhir pada ketakutan yang terpaksa. Padahal sifat asli islam itu adalah proses perubahan alami dimana ALLAH dihadirkan sebagai profil yang sangat cinta pada mahlukNya dibanding AzabNya
Alhamdulillah, walaupun saya bukan seorang ustadz (masih perlu belajar banyak) setelah melakukan proses penggalian dan membuka opsi-opsi solusi, ketiga orang itu bisa diselamatkan. Saya menghargai dan mengagumi para ustadz-ustadz kita dengan ilmu dan pemahamannya, namun tentu akan lebih indah bila mereka diberikan skill untuk transformasi pemahaman yang menyamankan umat.
Transormasi pemahaman ini sangat effektif bila dilakukan dengan metode coaching, dengan memfokuskan pada pesan-pesan yang diberikan Allah pada masalah yang dihadapi dan opsi tindakan di masa depan.
Saya berharap tulisan ini memberikan wacana baru peningkatan skill bagi para entrepreneur, para da’i maupun mereka yang ingin terus berkarya dan meningkatkan kinerja amaliyah nya dimuka bumi ini.
Have a barokah life
Ari Winarman
Certified NLP Practitioner, master, trainer & coach
Certified MBT trainer
Certified EFT Practitioner
Founder Metode QLS
CEO PT WINNERS