Mengenal Hypnoselling
March 27, 2009
Oleh: Iwan Ketan
Kalau mendengar hypno selling mungkin ada bayangan dari diri kita bahwasanya hypnoselling itu sebuah teknik selling dengan modus seperti yang biasa dilakukan pada kejahatan hypnosis.
Padahal kalau kita perhatikan dengan seksama, hampir nyaris setiap hari kita terkena hypnoselling di mall mall
ketika kita melihat gambar besar
SALES disocunt 70% ALL ITEM
sampai begitu kita terkesimanya sedimikian hingga memutuskan untuk datang ke lokasi toko tersebut, maka kita sesungguhnya telah terkena hypnoselling loh
Lantas apa sih sebenarnya Hypno selling itu sendiri?
Silakan anda pelajari tulisan sederhana ini yang akan membawa anda semakin yakin bahwa Hypno-selling sebenarnya adalah tehnik komunikasi persuasif semata yang difokuskan dalam transaksi jual beli.
Kalau mecari arti dari akar katanya, Hypno selling dapat berarti sebagai sebuah teknik selling dengan menggunakan teknik bahasa hypnosis.
Dimana, Hypnosis itu sendiri adalah ilmu komunikasi yang bisa dipelajari oleh semua orang karena inti dari hypnosis sejatinya adalah komunikasi. Yang kemudian penggunaan hypnosis inilah difokuskan dalam proses selling sehingga dapat diartikan sebagai bagaimana memikat hati calon pembeli dengan menggunakan ilmu komunikasi yang telah kita miliki secara efektif.
Jadi ketika hypnoselling ditujukan masih dalam koridor untuk jual beli dan terfokus untuk mengajak calon pelanggan kita tertarik untuk membeli masih sah-sah saja, bukan?
Namun demikian, sebagaimana ilmu yang lain, hypnoselling pun bak pedang bermata dua. Ketika dimanfaatkan dalam koridor kebaikan maka itu menjadi pedang yang ampuh untuk mendapatkan manfaat. Namun ketika digunakan dalam kemaksiatan maka yang terjadi pun malah kemudharatan.
Saya tidak menafikkan adanya OKNUM yang menggunakan teknik hypnoselling ini untuk “memaksa” calon pembeli.Alhasil ketika selesai transaksi beberapa menit atau beberapa jam kemudian lantas sang pembeli ini merasa tertipu.
Saya mendengar ada perusahaan yang menggunakan trick hypnoselling dengan menggunakan “trap” seperti pemberian kupon diskon, pemberian kupon sembako yang kemudian orang yang mendapatkan kupon tersebut digiring untuk membeli product tertentu. Sungguh, teknik seperti ini bukan teknik yang bijak menurut saya pribadi. karena si calon pembeli seringkali merasa tertipu setelah membeli produk tersebut.
Lantas bagaimana proses hypnoselling yang baik kalau begitu?
seperti yang disampaikan ketika dalam training HypnoSelling untuk WICOM di Papua pada awal bulan Maret ini, Hypnoselling sangat berarti ketika kita menggunakan dengan cerdas, cermat serta didukung dengan niat baik yang tulus dari para penjual. Transaksi semata-mata karena proses jual beli. Dimana si penjual memberikan niat baik bahwa barang yang dijual sangat bermanfaat untuk si pembeli. Sehingga si pembeli merasa yakin, dan puas ketika membeli barang yang si penjual tawarkan.
Ketika si penjual datang ke si pembeli, hypnoselling yang digunakan oleh si penjual semata-mata, proses pengajakan(sugesti) kepada si pembeli bahwa barang yang ditawarkan adalah barang yang baik, harganya menarik dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Karena diawali dengan niat baik dari si Penjual, tentunya kepuasan pelanggan menjadi utama. Saya yakin bahwa seorang Penjual yang bijak lebih mengutamakan kepuasan pelanggan dengan harapan proses loyalitas juga terjadi disana.
Pengecualian terjadi pada para perusahaan yang memanfaatkan hypnoselling dengan cara yang kurang bijak bahkan cenderung menipu, biasanya mereka (perusahaan seperti ini) hanyalah memiliki visi menjual produk pada satu periode tertentu saja. Karena biasanya perusahaan seperti ini acapkali hanya membuat para pelanggannya merasa terjebak serta kapok sehingga tidak mau beli barang tersebut di waktu lainnya karena merasa tertipu.
Sedangkan, hypnoselling sesungguhnya selalu didasari dengan niat baik. Bukan karena ingin untung sendiri, dan kemudian calon pelanggan menyesal. Akan tetapi di dalam hypnoselling sesungguhnya adalah bagaimana cara proses pendekatan menjual yang efektif dan komunikatif, sehingga calon pembeli merasa nyaman dengan keberadaan kita. Karena di dalam hypnoselling lebih memanfaatkan dan memperbesar kekuatan KOMUNIKASI dan INFORMASI akan kebutuhan si calon Konsumen.
Di dalam hypnoselling, seorang penjual diajarkan bagaimana ia membuat nyaman calon pembeli. Setelah calon pembeli merasa nyaman berkomunikasi dengan sang penjual, barulah digunakan teknik-teknik komunikasi efektif dengan menggunakan pola bahasa efektif yang membuat si calon pembeli semakin percaya bahwa barang tersebut adalah barang yang berkualitas. Sehingga pasca transaksi berlangsung pun, si pembeli merasa yakin bahwa barang tersebut memang bagus dan layak.
Dan hypnoselling semakin powerful dengan didukung penggunaan bahasa komunikasi efektif. Karena ketika suatu kalimat diucapkan maka selanjutnya diterima oleh fikiran alam sadar manusia kemudian diproses dicerna lalu diterima oleh alam bawah sadar mereka. Namun ternyata adapula pola kalimat/bahasa yang ketika diucapkan maka bukan saja diterima oleh fikiran sadarnya semata namun juga bisa langsung diterima oleh fikiran bawah sadarnya. Pola kalimat inilah yang disebut pola bahasa hypnosis.
Salah satu contoh pola bahasahypnosis :
dimana ketika seorang sales menawarkan barang jualannya kemudian sales itu mengatakan kepada calon customernya :
“Komputer yang bapak beli nantinya untuk dipakai oleh bapak atau anak bapak?”
Kalau kita perhatikan ternyata pola kalimat di atas cenderung provokatif dimana secara tidak langsung si penjual mengajak fikiran bawah sadar sang pembeli untuk memikirkan serta membayangkan siapa nantinya yang akan memakai komputer yang dibeli. Walau belum membeli, namun si penjual telah berhasil mengajak fikiran bawah sadarnya seolah-olah telah membeli.
Pola kalimat seperti ini sering kali digunakan oleh beberapa sales dengan harapan, si calon pembeli dapat merasakan manfaat dari produk sebelum ia membeli. Sehingga si calon pembeli semakin yakin akan manfaat dari produk tersebut.